PA



HAMPIR seluruh Aceh kini kepala daerahnya dipegang oleh kader dari Partai Aceh. Sebagai sebuah partai politik, maka ini tentu saja sebuah prestasi. Namun sebaliknya, kepercayaan rakyat ini akan menjadi sebuah ujian bagi Partai Aceh. Apakah akan tetap di hati rakyat nantinya, atau akan berbuah kekecewaan.
Bagaimana menjaga kepercayaan rakyat ini tetap terjaga? Untuk memperoleh jawaban ini, wartawan ATJEHPOSTcom mewawancarai Wakil Ketua Umum Partai Aceh, Kamaruddin Abubakar yang akrab disapa Abu Razak. Bertempat di rumahnya di kawasan Ulee Kareng, Banda Aceh, Abu Razak bersedia menerima wawancara pekan lalu. Berikut petikannya:
Setelah pemerintahan di Aceh berada pada kader-kader Partai Aceh, bagaimana perkembangan partai?
Alhamdulillah kita dari Partai Aceh, keseluruhannya kemenangan dalam Pilkada 2012 mencapai 12 kabupaten dan kota. Juga untuk tingkat provinsi. Ini semuanya tentu saja akan banyak rintangannya. Tapi Insyaallah atas kerjasama dengan tim maka akan bisa kita selesaikan. Lagipula, program-program dalam visi dan misi sudah kita susun sejak awal.
Memang beban tanggungjawab semakin berat, rakyat Aceh mengharap pada PA agar ada perubahan untuk daerah Aceh. Karena itu, kita harap pada Pemerintah Aceh dan kabupaten dan kota, dan begitu juga untuk tim di seluruh aceh, Partai Aceh agar sama-samalah menjaga amanah. Apalagi tanggungjawab MOU langsung di atas pundak kita. Mudah-mudahan ini menjadi langkah yang harus kita buat dalam limat tahun ini untuk masa depan Aceh.
Apakah Partai Aceh akan mengawal pemerintahan di Aceh?
Sama-samalah kita mengawalnya. Dari masyarakat, ada DPRA dan DPRK. Kita juga menerima masukan-masukan ataupun program.
Dari perkembangan ternyata banyak hal yang harus diperbaiki...
Kalau kita lihat dari kita, memang kita tidak menjelek-jelekkan pemerintah yang lalu, tapi kita lihat dengan nyata begitu banyak uang yang ada, tetapi kenyataan masyarakat masih susah. Dan kita lihat baru-baru ini diumumkan Aceh termasuk nomor dua terkurop di Indonesia. Dan kita harap kepada pemerintah baru untuk membersihkan korupsi, dan kita harap sama-sama kepada jajaran Pemerintah Aceh ini dengan tulus dan ikhlas untuk kerja semaksimal mungkin dan ini adalah tanggung jawab kita bersama.
Banyak sekali kebocoran, dimana-mana ada kebocoran. Uang ada banyak tapi tidak sampai ke sasaran. Termasuk kita lihat pendidikan saja hancur, dan kesehatan. Kita harus berubah.
Bagaimana dengan cita-cita perjuangan di masa lalu?
Memang dalam langkah perjuangan dulu, kita bercita-cita tinggi.  Kita berpisah dari RI, tapi dalam proses damai ini kita dalam NKRI dengan pemberian kekhususan. Pemerintah pun sudah memberi penuh hak khusus untuk rakyat Aceh. Rakyat Aceh membutuhkan keadilan. Kalau dulu kan kita lihat berbagai ketimpangan, apalagi di kawasan daerah yang banyak hasil alam seperti di Aceh Utara, sehingga menimbulkan kecemburuan sosial.
Untuk saat sekarang ini sudah berbeda, bahkan kalau sama-sama kita bangun Aceh ini, maka dalam 10 sampai 15 tahun ke depan wajah Aceh ini akan berubah. Insyaallah.
Sekarang masyarakat Aceh menunjukkan kepercayaannya pada Partai Aceh, ini pertanda apa?
Memang sekarang Aceh menjadi tanggung jawab Partai Aceh. Bagaimana pun hasilnya, apakah buruknya, majunya, kurangnya Aceh ini, maka tanggung jawab kita.Tidak ada lagi kata-kata yang cocok untuk dijadikan alasan. Bagi saya, terus terang saja, dulu saat konflik dapat tidur 8 jam, sekarang malah cuma dapat tidur 4 jam setengah. Banyak tugas. Bayak tugas yang harus kita selesaikan, kita jalankan.
Saya yakin,  jika kerja sama kita yang bekerja dengan tulus ikhlas, sama-sama juga membangun, dan kita harap juga dari kampus, dari pengusaha-pengusaha Aceh di mana saja berada, supaya bersatu membangun Aceh. Inilah masa untuk membangun.
Masalah masa bersaing politik lima tahun silam kita tutup buku sekarang. Mari membangun Aceh. Oh kalau masalahnya lima tahun ke depan nanti mau bersaing politik lagi, silahkan. Itu demokrasi. Jadi sekarang kita imbau kepada seluruh jajaran, seluruh rakyat Aceh, mari sama-sama, bahu membahu untuk membangun Aceh.
Bagaimana melihat potensi Aceh untuk bisa maju ke masa depan?
Semuanya ada di sini. Di laut, di darat, di gunung. Tapi selama ini hasil alam Aceh belum maksimal dinikmati rakyat Aceh. Ke depan kita berusaha mengubahnya. Terutama yan g harus kita tingkatkan adalah kemampuan sumber daya manusia. Sekarang dana pendidikan sudah banyak, kita harapkan generasi muda menjadi berkualitas. Kita lihat, di negara-negara maju yang diutamakan adalah SDM-nya, tentu saja SDM yang berkualitas dan berakhlak. Kalau SDM kuat maka tidak ada lagi alasan tidak mampu.
Harapan saya, sudah saya bilang pada Pemerintah Aceh, coba kita kirim anak-anak Aceh untuk belajar di luar Aceh. Tetapi harus kita kontrol dengan baik perkembangannya, jangan dilepas begitu saja. Nanti mereka akan kembali ke Aceh untuk membangun Aceh. Misalnya, kita hendak membangun pertambangan, itu kan bisa dikelola oleh anak-anak Aceh sendiri, anak-anak Aceh yang sudah pandai, ini yang akan kita coba.
Jadi apa yang harus diutamakan untuk membangun Aceh?
Tentu membangun pendidikan. Kemudian kesehatan masyarakat harus terjamin. Soal infrastruktur memang tak kalah pentingnya juga, sebab ini untuk melayani rakyat. Yang penting infrastrukturnya harus jelas. Janganlah semata-mata hanya untuk “proyek” saja. Contohnya kereta api, sekarang itu kita lihat tidak ada gunanya. Itu untuk mengangkut apa?  Maka janganlah infrastruktur itu semata-mayta buat “proyek”.
Kita harap pemerintah yang sekarang ini berkomitmen. Dinas-dinas juga harus profesional. Jangan duduk di dinas dengan niat dalam dua tahun ini harus kaya raya. Itu bertanggung jawab dengan Allah nanti. Jadi yang harus diutamakan tetap saja keadilan bagi rakyat.
Keadilan seperti apa kira-kira yang diharapkan masyarakat?
Ini saya berikan contoh. Di perkotaan para pegawainya mendapat tunjangan tambahan, harusnya di daerah terpencil juga harus sama. Sebab, yang paling menderita itu mereka. Ini termasuk tenaga pengajar seperti guru. Itulah sebabnya hanya sedikit pegawai yang mau di daerah, termasuk tenaga guru.  Begitu juga dengan pelayanan-pelayanan di sektor lain yang dilakukan pemerintah, harus adil antara yang di kota dengan yang di daerah-daerah. []
 80 8
 

Komentar